Entri yang Diunggulkan

Makna Suri Asuri Sampad

Makna Suri Asuri Sampad Alit S, 21/12/2019 Pada dasarnya dalam diri manusia ada dua kecendrungan, yaitu berbuat baik atau sifat-sifat...

SEJARAH STAHN GDE PUDJA MATARAM



SEJARAH
STAHN GDE PUDJA MATARAM



OM SWASTYASTU

 Sejarah berdirinya  STAHN Gde Pudja Mataram, tidak dapat dipisahkan dari  PGAH Mataram.  Karena untuk memenuhi tenaga guru Agama Hindu di NTB, maka PHDI NTB membuka PGAH 6 Tahun ''Asta Paka'' pada tahun 1966. Asta Paka yaitu asta berarti delapan sedangakan paka yaitu pengajian jadi asta paka yaitu delapan dasar pengajian dan dijadikan selogan. Kemudian dinegerikan pada tahun 1968 oleh Menteri Agama pada saat itu dan diketuai oleh bapak I Gusti Bagus Lingga SH, bersamaan dengan PGAH Denpasar dan Singaraja. Dari sejak dinegerikan sampai dengan tahun 1975 kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan berpindah-pindah, kadang-kadang di SDN 1 Mataram dan kadang di SMP 2 Mataram yang bertoleransi meminjamkan gedungnya.
Tahun anggaran 1974/1975 PGAHN Mataram mendapat kucuran dana untuk memulai proyek pembangunan. Langkah awal yang diambil adalah membeli tanah dan dilanjutkan dengan membangun ruang kelas. Atas usaha dan kerja keras Dirjen Bimas Hindu-Budha yaitu bapak Gde Pudja, maka pemilik tanah yang ada disekitar Pura Pancaka rela melepas tanahnya untuk ganti rugi sesuai harga waktu itu dengan janji bahwa pembelian tanah tersebut digunakan untuk kepentingan umat Hindu. Dan diatas tanah tersebut dibangun gedung secara bertahap terdiri dari ruang kelas, aula dan asrama.
PGAHN Mataram masa itu sedang dalam kejayaannya, sebagai sekolah yang berbasis Agama Hindu tentu saja kebutuhan tempat suci untuk persembahyangan merupakan satu kebutuhan penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Kemudian muncullah ide untuk mendirikan sebuah Padmasana yang berasal dari para siswa, yaitu kelas 1 terdiri dari 5 kelas, kelas 2 terdiri dari 3 kelas, dan kelas 3 terdiri dari 4 kelas. Dengan berdirinya Padmasana tersebut maka siswa dan guru dapat melakukan persembahyangan secara bersama-sama. Tentu saja hal ini sangat mengharukan sekaligus membahagiakan bagi Bapak Gede Bajra Yasa B.A selaku kepala sekolah saat itu. Pada tahun 1992 jumlah siswa mulai menyusut dan jumlah terakhirnya menjadi 2 orang, namun oleh para guru di usahakan agar lulus. Berdasarkan kebijakan pemerintah pada tahun 1992 seluruh PGAH Negeri dilikuidasi atau dibubarkan, hanya PGAH Negeri Denpasar yang diijinkan untuk ditingkatkan  menjadi APGAH (Akademi Pendidikan Guru Agama Hindu) Negeri Denpasar. Para guru dipindahkan ke beberapa sekolah SMA di Mataram dan sebagian lagi pindah ke Bali. Sejak tahun 1968 sampai dengan 1992 ketua PGAH Negeri Mataram yaitu I Gusti Bagus Lingga SH, I Ketut Sadya BA, dan Bapak Gde Bajra Yasa B.A.
Untuk memenuhi kebutuhan akan guru Agama Hindu di NTB atas permohonan masyarakat maka Direktur Jendral Bimas Hindu dan Budha Departemen Agama mengijinkan untuk mempergunakan seluruh aset eks PGAHN Mataram diambil alih oleh sebuah lembaga baru bernama LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan), yang mana sebagai kepala sekolah adalah Bapak Drs. Anak Agung Raka sekaligus pengganti Bapak Gede Bajra Yasa B.A tahun 1994. LPTK pun tidak lama berada di masa kejayaannya dan kemudian bubar.                                         
Karena LPTK Mataram dibubarkan, maka untuk memenuhi kebutuhan akan guru Agama Hindu di NTB, atas tuntutan masyarakat maka Direktur Jendral Bimas Hindu dan Budha memberikan petunjuk kepada Kepala Bidang Bimas Hindu, untuk mendirikan lembaga guru Agama Hindu. Melalui arahan Direktur Jendral Bimas Hindu dan Budha maka Kepala Bidang Bimas Hindu mengadakan rapat dengan beberapa tokoh diantaranya I Gde Mandia, Komang Sutama, I Ketut Lagas (Alrm), I Ketut Cameng Mustika, I Ketut Nuasa, dan Tokoh-tokoh lainnya, dalam rapat tersebut membicarakan tentang aset eks PGAH Negeri Mataram supaya tidak diambil alih oleh pemerintah, karena Kanwil sudah merencanakan untuk dijadikan Asrama Haji dan Kantor Departemen Kota Agama Mataram, sudah mulai tahap pembangunan. Untuk mempertahankan itu arus membuat suatu lembaga, maka dalam rapat tersebut munculah nama STAH Mataram, dinaungi oleh Yayasan Dharma Laksana NTB yang diketuai oleh Bapak I Gde Mandia SH, dan disetujui oleh peserta rapat. Maka pada tahun 1995 Dirjen Bimas Hindu dan Budha menugaskan Yayasan Dharma Laksana NTB untuk menggunakan seluruh aset eks PGAH Mataram sebagai Kampus STAH Mataram yang selaku ketua Bapak I Ketut Lagas (Almarhum). Pada saat itu mahasiswa tidak dipungut biaya dan dosen pun gratis semua iklas mengabdi kepada umat. Maka dibukalah penerimaan mahasiswa, dan hasilnya sangat memuaskan bagi para tokoh-tokoh yang mendirikan STAH Mataram karena sekitar 130 mahasiswa yang mendaftar. Pada tahun 1995 saat aset dikelola oleh Yayasan Dharma Laksana Mataram, Bapak Drs. Saleh Harun selaku Kanwil (Kantor Wilayah) Departemen Agama Provinsi NTB memerintahkan untuk mengosongkan asrama yang pada saat itu digunakan sebagai perumahan para pegawai, untuk diserahkan kepada Yayasan Wisma Sejahtera yang dimiliki oleh Departemen Agama  Provinsi NTB, dengan janji dapat dimanfaatkan bersama.
Tahun 1999 bapak I Gde Mandia S.H selaku Ketua Yayasan Dharma Laksana diangkat menjadi Ketua Parisada NTB dan yang menjadi Ketua Yayasan Dharma Laksana yaitu  bapak Drs I Komang Sutama M.Ag.  Seiring berjalannya waktu tahun 2000 STAH Mataram sudah meluluskan mahasiswa sebanyak D2 tiga kali wisuda, D3 dua kali wisuda, dan S1 satu kali wisuda. Pada saat itu para dosen berkeinginan keras untuk meningkatkan status negeri yang bertujuan untuk meningkatkan SDM para dosen dan pegawai dan semua kebutuhan bisa ditangani pemerintah. Maka diusulkan kepada Drs. Wayan Suarjaya M.Si selaku Direktur Jendral Bimas Hindu oleh bapak I Gde Mandia, maka ditugaskanlah untuk mempersiapkan segala persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dan mengurus rekomendasi. Maka para tokoh seperti bapak I Ketut Cameng Mustika, Komang Sutama, Ida Bagus Heri Juniawan, I Ketut Nuasa dan yang lainya kembali bekerja keras untuk mengumpulkan persyaratan-persyaratan tersebut dan mengurus rekomendasi ke Gubernur dan DPR NTB, maka disusunlah suatu proposal, setelah proposal itu tersusun maka dibawa langsung ke Jakarta oleh Bapak Komang Sutama selaku ketua yayasan dan ditemani oleh bapak Ida Bagus Heri Juniawan, dan  diserahkan kepada Bapak Drs Wayan Suarjaya M.Si, selaku Direktur Jendral Bimas Hindu, yang akan menyelesaikan semua permasalahan di Departemen Agama Jakarta. Maka dalam waktu dua bulan turunlah tim Sekretaris Negara dari Jakarta untuk melihat langsung lokasi STAH Mataram. Setelah melaksanakan tugas pengecekan, maka di ajaklah tim dari Jakarta tersebut untuk berkujung ke beberapa pura yang berada di Lombok untuk menjalin keakraban, seperti misalnya Pura Narmada, Pura Lingsar, dan Pura Suranadi disinilah terjadi keajaiban, karena disetiap pura yang dikunjungi semua ada kolam yang disakralkan dan pada waktu itu ikan besar yang berada di kolam tersebut nampak kepermukaan padahal sangat jarang ikan tersebut nampak kepermukaan, baik di Pura Lingsar, Narmada Maupun Suranadi. Hal ini membuat bahagia dan mengharukan bagi Bapak I Gede Mandia, karena nampaknya ikan tersebut kepermukaan menurut masyarakat Hindu akan membawa keberuntungan. Maka dalam waktu tiga bulan turunlah SK Presiden RI No 27 Th 2001 Tanggal 21 Pebruari 2001 ditandatangani oleh Presiden RI Dr.K.H Abdurrahman Wahit (Gus Dur), yang meningkatkan status STAH Mataram dan STAH Tampung Penyan Palangka Raya menjadi negeri. Kemudian diresmikan tanggal 11 Juli 2001 oleh mentri Agama Republik Indonesia, Bapak Muhamad Tolchah Hasan, dengan ketua Bapak I Gusti Bagus Lingga,SH. Mahasiswa yang setatusnya swasta langsung diterima menjadi mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram sesuai dengan semesternya. Nama Gde Pudja selaku Direktur Jendral Bimas Hindu-Budha pertama yang dijadikan nama STAHN Gde Pudja Mataram karena untuk mengenang  jasa-jasanya yang secara tulus ikhlas mengabdi kepada umat Hindu dan perjuangannya mendirikan PGAH Negeri Mataram hingga sekarang menjadi  STAHN Gde Pudja Mataram.  Ketua STAH Mataram dari tahun 1995 sampai 2001 yaitu I Ketut Lagas (Alrm), Drs Putu Siama dan terakhir Drs. I Ketut Cameng Mustika.            
Setelah dinegerikan, wilayah dibagian selatan eks PGAHN Mataram yang sekarang dijadikan Asrama Mahasiswa masih dikelola oleh yayasan Wisma Sejahtra, ternyata pihak Kanwil Depag NTB Yayasan Wisma Sejahtera belum bersedia melepaskan asrama eks PGAHN Mataram, walaupun pihak mahasiswa telah mendesak untuk memfungsikan kembali asrama tersebut, maka diperjuangkanlan oleh I Gusti Bagus Lingga SH, supaya aset eks PGAHN Mataram kembali menjadi milik STAHN Gde Pudja Mataram, sehingga permasalahnya diambil alih oleh pusat. Berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 204 tanggal 19 April 2002 semua aset eks PGAHN Mataram berupa tanah beserta bangunannya yang terdiri dari kampus, Aula, Rumah Dinas dan Asrama ditetapkan menjadi aset STAH Negeri Gde Pudja Mataram. Saat itu asrama telah difungsikan sebagai Asrama para mahasiswa dan untuk menampung tenaga dosen yang baru diangkat dan belum mempunyai tempat tinggal.
Dari awal dinegerikan sampai saat ini ketua STAHN Gde Pudja Mataranm iyalah: Pertama, I Gusti Bagus Lingga, SH.,  (2001-2009). Kedua, Prof. Dr. I Ketut Widnya, M.Phil., Ph.D (2009-2013)., Ketiga, Dr. Ni Putu Listiawati, SE.,Ak.,MM. (2013-2017), Keempat,  Dr. I Nyoman Wijana,S.Sos.,M.Si.,M.Pd. (2017-saat ini)  


Alit.S
Sejarah STAHN Gde Pudja Mataram ini merupakan hasil dari penelitian beberapa sumber  diantaranya: I Gde Mandia, I Gusti Bagus Lingga, I Komang Sutama, I Ketaut Cameng Mustika dan berbagai data. Mungkin kalau ada kelebihan dan kekurangan dalam menulis sejarah ini penulis mohon maaf setulus-tulusnya.

  
 I Gusti Bagus Lingga, S.H,  Ketua STAHN Gde Pudja Mataram (2001-2009)  saat menghadiri acara Wisuda

 
Prof. Dr. I Ketut Widnya, M.Phil., Ph.D, ketua STAHN Gde Pudja Mataram, masa bhakti (2009- 2013), saat memberikan sambutan dalam suatu acara.
 
 Dr. Ni Putu Listiawati, SE.,Ak.,MM., ketua STAHN Gde Pudja Mataram masa bhakti (2013-2017)
Dr. I Nyoman Wijana,S.Sos.,M.Si.,M.Pd., ketua STAHN Gde Pudja Mataram masa bhakti (2017-saat ini), saat memberikan sambutan dalam suatu acara.

  
Pura Saraswati STAHN Gde Pudja Mataram

 Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram

Kampus STAHN Gde Pudja Mataram

Perpustakaan STAHN Gde Pudja Mataram

Arama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram

KEGIATAN-KEGIATAN YANG DI LAKSANAKAN DI STAHN GDE PUDJA MATARAN










OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM




Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "SEJARAH STAHN GDE PUDJA MATARAM"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel