Entri yang Diunggulkan

Makna Suri Asuri Sampad

Makna Suri Asuri Sampad Alit S, 21/12/2019 Pada dasarnya dalam diri manusia ada dua kecendrungan, yaitu berbuat baik atau sifat-sifat...

PUNCAK GUNUNG RINJANI


PUNCAK GUNUNG RINJANI


UKM MAPALA STAHN GDE PUDJA MATARAM
14-17 MEI 2015


Om Swastyastu
Salam Lestari, Salam Lestari, Salam Lestari…!

Haii sahabat-sahabat tercinta apa kabar??? Semoga kita selalu dalam keadaan sehat (yang penting seger). Kami dari UKM MAPALA STAHN Gde Pudja Mataram telah melaksanakan kegiatan yang bertema “PUNCAK RINJANI” tanggal 14-17 Mei 2015. Sehari sebelumnya kami sembahyang matur piuning di Pura Saraswati memohon keselamatan supaya kegiatan berjalan dengan lancar.  Kamis pagi mentari tersenyum manis di ufuk timur, kami sembilan cowok keren berkumpul di kampus dengan penampilan gagah serta semangat membara berjiwa pemenang hehe,,,lebay dikit boleh lah,,. Kamis 14-5-2015 pukul 07.30 Wita kami berangkat menggunakan Bis kampus didampingi Bapak Sudharma selaku pembina UKM MAPALA ditemani pula oleh Bapak Ida Bagus Arjana, Bapak Intaran, I Wayan Warnita, Ni Wayan Sariani dan Bapak Gede Ebag selaku driver mengantar ke pintu gerbang pendakian Gunung Rinjani di Sembalun, Lombok Timur.
Singkat cerita kami berada di Sajang  dengan medan jalan tikungan tajam disertai tanjakan terjal tiba-tiba terdengar suara puusssss,,,,,,Apa yang terjadi??? Kami mengecek bis jikalau ada rodanya meletus. ternyata tidak, kami melanjutkan perjalanan tepat di tanjakan terjal bis tidak bisa naik malahan berjalan mundur. Kamipun panik,tapi syukurlah supir bisnya sudah berpengalaman dengan tenang  Pak De mengontrol keadaan tersebut, terimakasih Bapak Gede Ebag yang ganteng. Pada akhirnya kami mengambil keputusan menyewa mobil pick up untuk melanjutkan perjalanan ke Sembalun karena bis sedang dicarikan montir oleh Bapak Intaran. Bapak Sudharma berpesan “Jaga persatuan supaya selamat sampai di puncak dan kembali dengan selamat”, Siiiaaapp Pak laksanakan!!! . Mobil pick up melaju dengan kencang serasa naik jet meskipun medannya penuh tikungan tajam dan tanjakan terjal, luar biasa pepatah bisa karena biasa itu memang benar.
Pada akhirnya kami sampai di pintu gerbang Gunung Rinjani, dan langsung membeli tiket dengan harga 15.000/orang. Setelah membeli tiket petualangan sesungguhnya dimulai, diawali dengan doa bersama kami menyatukan tekad menaklukkan puncak Rinjani, all right together we can!!!. Pukul 11.00 Wita kami melangkahkan kaki setapak demi setapak mendaki gunung lewati lembah, sungai kering dan hutan tidak terasa, “Lombok Tengah”  (lapar) mulai memberontak . Kami pun mengambi keputusan untuk istirahat sejenak, pada kondisi seperti itu bekal kami yaitu ketupat dengan lauk kacang, saur (serondeng) dan sambaal serasa mengalahkan fried chiken hehe,,,. Perjalanan dilanjutkan melewati pos tiga, dua dan satu, rencana awal kami untuk ngejos sampai Pelawangan Sembalun tidak kesampaian, karena tenaga kami mulai melemah dan juga hawa dingin yang luar biasa menyebabkan beberapa teman kami mengalami keram pada kaki, pada pukul 19.30 Wita akhirnya kami mengambil keputusan untuk mengambil keputusan untuk beristirahat dan mendirikan tenda  di bawah Pelawangan Sembalun.
Jumat 15-5-2015 sekitar pukul 08.00 Wita kami melanjutkan perjalanan menuju Pelawangan dengan medan yang sangat terjal dan berdebu berhasil dilewati akhirnya kami sampai di Pelawangan Dua pada pukul 11.00 Wita. Pemandangan Danau Segara Anak yang menawan hati membuat kami tidak tahan untuk eksis berselfie ria dan foto bersama hehe,,,setelah puas kami menuju Pelawangan Satu dan ngecamp di sana. Persediaan air sudah menipis kami membagi tugas mencarinya ke sumber mata air yang medannya lumayan terjal, airnya sangat segar tidak perlu dimasukkan ke dalam kulkas lagi. Calon-calon bapak rumah tangga memasak nasi dan spageti (mie) hasilnya lumayanlah di gunung semuanya terasa enak hehe,,,,Pada sore hari kami disuguhi pemandangan sunset yang mempesona perpaduan antara Gunung Agung dan Gunung Batur di Bali yang bisa kami saksikan dari Gunung Rinjani, sungguh lukisan alam yang luar biasa yang tiada tara. Setelah makan malam kami melaksanakan persembahyang menghaturkan canang dan daksina supaya tetap dalam perlindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Persiapan untuk  ke puncak sudah fix kemudian kami istirahat supaya tenaga kembali fit.
Malam hari pukul 23.30 Wita kami sudah bangun saking semangatnya menuju Puncak Rinjani, persiapan sudah sangat matang dengan hampir seluruh anggota badan tertutup rapat kecuali mata. Kami melakukan peregangan badan sebentar selanjutnya doa bersama, Sabtu 16-5-2019 pukul 01.00 Wita perjalanan menuju Puncak Rinjani dimulai. Dengan bermodalkan senter dikepala, kami menembus malam yang dingin puncak. Ternyata medan ke puncak sangat berat, tanjakan terjal berdebu, berpasir, berkerikil dan berbatu kami lewati disertai hawa dingin yang menusuk tulang. Sudah jauh rasanya kami melangkahkan kaki tetapi belum juga ada tanda-tanda ujung perjalanan, dalam hati kami bertanya dimana puncaknya ini??? Kenapa tidak sampai-sampai??? Dengan semangat membara kami tetap melangkah sambil mengingat inspirasi kisah perjuangan dalam Film 5 CM  yang mampu mencapai puncak Gunung Mahameru. Pada saat lelah kami berhenti sejenak dan minum air secukupnya supaya tidak dehidrasi. Kami heran dengan bule-bule yang naik gunung dengan pakaian seadanya dan melangkah dengan sangat enteng seakan-akan mereka tahan dingin. Pada awalnya kami rombongan pertama yang mendaki ke puncak tetapi karena kelelahan rombongan kami orang keempat yang menapakkan kaki di puncak Gunung Rinjani.
Sekitar pukul 05.30 Wita kami sembilan pendaki tangguh sudah berhasil menapakkan kaki di dataran tertinggi Lombok yaitu Puncak Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dpl. Kami bersyukur dapat mencapai puncak dengan selamat. Selanjutnya dengan badan yang menggigil karena hawa di puncak sangat dingin kamipun duduk bersila untuk melaksanakan persembahyangan bersama menghaturkan canang dan daksina untuk menyampaikan puji syukur kami kehadapan Ida Shang Yang Widi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa atas pengalaman yang sangat berharga yang telah dilimpahkan kepada kami ini. Setelah persembahyangan selesai seperti biasa momen indah dan bahagia itu kami abadikan dengan bersuafoto bersama membentangkan Bendera Merah Putih dan Bendera Mapala Stahn Gde Pudja Mataram. Perasaan haru, bahagia, gembira menjadi satu karena kami sudah berhasil membuat sejarah baru dalam perjalan hidup ini. Hawa dingin di puncak sangat luar biasa kami menyiasatinya dengan duduk saling berdekatan supaya lebih hangat sambil berbagi biskuit roma kelapa, sungguh kebersamaan yang indah sekali. Sembari menunggu matahari terbit kami disajikan pemandangan kerlap-kerlip lampu seantero Pulau Lombok, luar biasa! Pada saat matahari muncul di ufuk timur semua pendaki bersorak gembira, bidikan lensa kamera terpusat pada sang surya yang berdampingan mesra dengan puncak Gunung Tambora di Sumbawa. Di puncak Gunung Rinjani kami merasakan betapa maha besarnya Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya, berada di atas awan kami merasa sangat kecil sekali dan perlahan ego kami terkikis menyadari di atas langit masih ada langit tiada guna besar kepala dalam mengarungi hidup ini. Setelah puas menikmati suasana puncak kami ngejos turun sekitar pukul 06.30 Wita dengan hati riang gembira. Disepanjang perjalanan turun kami melihat ratusan pendaki yang akan menuju puncak, ada rasa bangga kalau kami lebih dulu merasakan sensasi puncak dan tepat momennya menikmati sunrise....
Perjalanan turun lebih cepat daripada ke puncak, sekitar pukul 08.30 Wita kami sampai di Pelawangan. Setelah istirahat sejenak, Pukul 10.00 Wita, kami langsung mempersiapkan diri untuk ngejos turun ke Danau Segara Anak yang terlihat sangat indah dan cantik menawan dari Puncak Rinjani. Perjalanan turun ini medannya sangat exstrem penuh dengan bebatuan besar, diperlukan keseimbangan untuk bisa melewati medan tersebut. Karena jauhnya dan medan yang terjal dari Pelawangan menuju Danau Segare Anak persediaan air kami mulai menipis ada rasa khawatir jikalau tidak ada sumber mata air dalam perjalanan. Dengan langkah gontai kami tetap berjalan sampai bertemu seorang porter lalu bertanya ada sumber mata air yang bisa diminum, “Bauq aiq??? Porter menjawab dengan bahasa Suku Sasak “Bauq auq  kami merasa senang karena airnya bisa diminum dan sampai kapanpun kata “Bauq aiq” itu akan melekat di memori kami hehehe,,,,,,,, Sekitar pukul 12.30 Wita kami sampai di Danau Segara Anak dan langsung mendirikan tenda saking lelahnya perjalanan sebagian dari kami tertidur lelap dan beberapa orang memancing di danau. Sensasi memancing di danau sangat keren karena dalam hitungan menit saja kami sudah strike berulang kali mendapat ikan mujair. Bagi para sahabat yang sudah pernah merasakan memancing di sana pasti ketagihan lagi, lagi dan lagi hehe,,,,tunggu momemnya saat Upacara Danu Kertih nanti yaaaa, Tidak terasa hari sudah sore kami sudah banyak dapat ikan ditambah pemberian dari pemancing lain, kami menggoreng ikan tersebut untuk makan malam enakkkkk mmaaaaakknyuuss kreenyeesssnya. Dua hari kami tidak mandi karena dingin dan juga sumber mata air tebatas, di wilayah Danau Segara Anak ada yang namanya Bukit Kalak. Dikawasan Bukit Kalak tersebut ada sumber mata air panas yang mengandung belerang di sana kami berendam sampai puas sambil memandangi bukit-bukit yang indah. Setelah Sembahyang dan santap makan malam yang disuguhi hasil pancingan ikan mujair yang maaakknyuuuussss yang bisa menghilangkan kelelahan kami sesaat, kami duduk-duduk di tepi Danau Segara Anak untuk menikmati malam minggu yang sangat indah ditemani angin malam yang dingin dan secangkir kopi kamipun bercengkrama dan saling menceritakan perjalan ke puncak. karena malam semakin dingin kami memutuskan untuk istirahat ke dalam tenda untuk memulihkan tenaga.
Hari Minggu 17-5-2015 pagi kami mempersiapkan diri untuk pulang melalui jalur Senaru, sebelumnya seperti biasa eksis dulu foto bersama di tepi danau hehehe,,,,Pukul 08.30 Wita kami menyusuri hutan melewati jalan tanjakan yang berbatu pada akhirnya sampai di Pelawangan Senaru sekitar pukul 11.00 Wita, di sana kami makan siang dengan mie goreng dan ikan mujair, mantaaappp!!! Selesai makan seperti biasa mencari pemandangan untuk foto bersama kemudian ngejos turun ke bawah dengan medan berbatu dan berdebu. Ada diantara kami yang jatuh terjungkal karena terpeleset tapi masih bisa bangkit dan melangkah lagi. Dalam perjalanan turun persediaan air kami menipis, saat bertemu di pos kami berbagi air dan pada akhirnya mampu melewati pos empat sampai pos satu, serta pos bayangan. Tiba di Pintu Gerbang Pendakian Senaru kami berbelanja di warung, ada cerita lucu di sini salah satu teman kami sambungan giginya patah saat makan pisang goreng jadi ompong deh hehe,,,,Setelah foto bersama di depan pintu gerbang kami turun dengan santai karena jalannya sudah bagus.
Sekitar pukul 16.30 Wita kami sampai di bawah disambut oleh Bapak Sudharma, Ibu Luh Astriningsih beserta kedua anaknya, Bapak Gede Ebag dan I Wayan Warnita yang sudah menyiapkan hidangan istimewa, terimakasih ya. Seperti biasa kebersamaan di sana kami abadikan sebagai kenangan yang terindah. Selesai makan kami berangkat menuju kampus dengan penuh canda tawa di dalam bis mengenang pengalaman selama di gunung. Sekitar pukul 19.30 Wita akhirnya kami sampai dengan selamat di kampus. Banyak kenangan yang tidak mampu kami ceritakan semuanya di sini, cukup sekian dulu ya para sahabat hehehe,,,,,, ini cerita kami mana cerita mu wahai para pendaki???

 Salam Lestari, Salam Lestari, Salam Lestari 

       Om Santih Santih Santih Om






















































Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "PUNCAK GUNUNG RINJANI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel