Entri yang Diunggulkan

Makna Suri Asuri Sampad

Makna Suri Asuri Sampad Alit S, 21/12/2019 Pada dasarnya dalam diri manusia ada dua kecendrungan, yaitu berbuat baik atau sifat-sifat...

CATUR GURU

    

     CATUR GURU 

            23 Juni 2021

Catur guru harus kita pahami dan sekaligus kita hormati karena keempat bagian dari catur guru tersebut sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Adapun sedikit penjelasan dari catur guru yang dibahas dalam hal ini adalah sebagai berikut:
Catur Guru berasal dari Bahasa Sanskerta, dari kata Catur yang sama artinya dengan kata Catus dan Cadhu yang berarti empat. Sedangkan  kata Guru berasal dari dua suku kata Sanskerta yaitu Gu dan Ru. GU yang merupakan kependekan  dari kata Gunatitha yang berarti tidak terbelenggu oleh materi. Ru kependekan dari kata Rupavarjitha yang artinya mampu mengubah (menyebrangkan) orang lain dari lautan sengsara (Menurut Satguru Sathya Narayana). Guru juga berarti orang yang digugu dan ditiru (Menurut Ki Hajar Dewantara).
Jadi Catur Guru berarti empat Guru yang harus dihormati di dalam mencari                     kesucian diri. Bagian-bagian Catur Guru, adalah: 
  • Guru Rupaka atau Guru Reka adalah orangtua kita,
  • Guru Pengajian adalah guru yang mengajar di sekolah,
  • Guru Wisesa adalah pemerintah,
  • Guru Swadhyaya adalah Ida Sang Hyang Widhi.

  1.   Guru Rupaka adalah orangtua kita. Disebut Guru Rupaka karena Beliau yang ngerupaka atau ngereka dari kita tidak ada menjadi ada. Orangtua kita sesungguhnya sangat besar jasanya bagi kita. Karena saking besarnya jasa orangtua rasanya seribu kali kelahiranpun belum bisa kita akan membayar hutang kepada orangtua.  Secara umum orangtua kita memiliki 5 jasa kepada kita yang disebut Panca Widha. Panca Widha adalah lima jasa orangtua yang terdiri 
      1.         Ametwaken artinya berjasa telah melahirkan kita,
      2.     Matulung Urip artinya orangtua kita berjasa telah menolong jiwa dari bahaya,
      3.    Maweh Bhinojana artinya orangtua kita sudah berjasa karena telah memberi makan dan minum,
      4.       Anyangaskara artinya orangtua kita telah berjasa dengan mengupacarai dengan upacara Manusa Yadnya
      5.       Mangupadhyaya artinya orangtua kita telah berjasa karena telah mendidik dan mengajar dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu. Sehingga orangtua kita adalah pendidik yang pertama dan utama.
   2. Guru Pengajian berarti guru yang telah memberikan pelajaran di sekolah. Yang termasuk Guru Pengajian adalah; Guru TK, Guru SD, Guru SMP, Guru SMA, Dosen, Kepala Sekolah, Rektor. Guru Pengajian mengajari kita cara membaca, menulis, berhitung dan lain-lain.
  3.Guru Wisesa adalah Pemerintah. Disebut Guru Wisesa karena Guru itulah yang ngawisesa atau memerintah, melayani, menciptakan ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Yang termasuk dalam golongan Guru Wisesa, seperti:Presiden, Gubernur, Bupati, DPR, MPR, Polisi, TNI, Satpol PP, Camat, Kepala Desa, Lurah dll. 
 4. Guru Swadhyaya adalah Ida Shang Hyang Widhi Wasa, Bliau yang menciptakan segala isi dunia ini dengan penuh kasih sayang, Tuhan yang menciptakan keindahan  alam, laut, gunung, bulan, bintang dan planet-planetnya.

   Adapun contoh-contoh Sikap Bhakti kepada Catur Guru
1.      Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Rupaka, seperti:
a.       Merapikan tempat tidur,
b.      Menyapu lantai dan halaman,
c.       Membantu Ibu mencuci piring,
d.      Berpakaian sendiri,
e.       Berpamitan kepada orangtua kita akan berangkat kemanapun,
f.       Menuruti perintah dan nasehat orangtua, dll  

2.      Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Pengajian,  seperti:
a.       Belajar dengan tekun,
b.      Tidak menyia-nyiakan waktu,
c.       Patuh terhadap nasehat guru,
d.      Tidak melanggar perintah dan peraturan sekolah,

3.      Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Wisesa, seperti:
a.       Rela berkorban demi kepentingan Negara,
b.      Taat membayar pajak,
c.       Menghormati jasa-jasa pahlawan,
d.      Tidak korupsi,
e.       Mematuhi peraturan lalu lintas, dll

4. Contoh-contoh sikap Bhakti kepada Guru Dwadhyaya, seperti:
     a.  Melaksanakan Puja Tri Sandhya dengan tertib dan benar     
     b.  Rajin berdoa 
     c.  Melaksanakan Japa
     d.  Meyakini keberadaan Ida Shang Hyang Widhi Wasa


''Semoga Bermanfaat''
I Nyoman Alit Suarjaya

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "CATUR GURU"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel