Entri yang Diunggulkan

Makna Suri Asuri Sampad

Makna Suri Asuri Sampad Alit S, 21/12/2019 Pada dasarnya dalam diri manusia ada dua kecendrungan, yaitu berbuat baik atau sifat-sifat...

DINAMIKA KOMUNIKASI


DINAMIKA KOMUNIKASI DI ASRAMA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM 

 ,, Om Swastyastu,,

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi. Manusia mungkin sengsara manakala dikucilkan, sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh karena itu komunikasi merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau tujuan tertentu. Memang apabila manusia dibandingkan dengan makluk hidup lainya seperti hewan, ia tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam walaupun tanpa induk, mampu mencari makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Manusia tidak dikaruniai alat-alat fisik untuk bisa hidup sendiri.
Komunikasi adalah persyaratan yang utama dalam kehidupan manusia, tidak ada manusia hidup tanpa berkomunikasi antar sesama, oleh karena itu komunikasi dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan sesama, karena manusia tercipta sebagai makluk sosial. Sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur didalam masyarakat secara lebih mendalam dan terorganisir.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan  yang dimiliki, komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi intrapribadi kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal, mengevaluasi, meyakinkan diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapkan pesan yang disampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antarpribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka dan diri kita sendiri. Komunikasi kelompok kecil dan organisasi mengarahkan kita  berinteraksi dengan orang lain, bisa memecahkan masalah, mengembangkan gagasan baru, berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dengan komunikasi terbuka orang lain memberi kita informasi dan membujuk kita, dan sebaliknya kita memberikan informasi dan meyakinkan orang lain untuk melakukan sesuatu, untuk membeli, untuk berpikir dengan cara tertentu, atau untuk mengubah sikap dan pendapat. Dengan komunikasi antarbudaya kita mengenal budaya lain serta kehidupan dilingkungan kebiasaan, peran dan aturan-aturan yang berbeda, yang paling penting bisa semakin memahami cara berpikir dan berprilaku yang baru. Sedangkan melalui komunikasi massa kita dihibur, dan diberi informasi. (Joseph A. 1997:23).
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan, dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi bisa bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok, perguruan tinggi, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. (Deddy, 2012:5).
Dinamika diartikan adanya interaksi antara anggota kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama dalam kelompok, semangat kelompok terus menerus ada dalam kelompok itu karena kelompok tersebut bersifat dinamis. Artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah,  dan perubahan itu bisa ke arah yang lebih baik atau kearah yang tidak baik.
Melalui hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, terkait dengan komunikasi di STAHN Gde Pudja Mataram yang menjadi dasar penelitian, dimana wilayah atau lokasinya dibagi menjadi beberapa bagian yaitu gedung Rektorat, Kampus, Perpustakaan, Pasca Sarjana, Pura Saraswati dan Asrama. Komunikasi yang terjadi  disetiap bagian tersebut  sangatlah berbeda dan banyak jenis komunikasi, baik komunikasi kelompok, komunikasi massa, komunikasi ritual, komunikasi sosial, komunikasi organisasi dan komunikasi lainya yang banyak terjadi setiap hari, yang melibatkan pegawai dosen dan mahasiswa.
 Dari sekian komunikasi yang terjadi, penulis fokus pada komunikasi di asrama sekaligus penulis jadikan latar belakang dalam penelitian ini. Karena perkembanga dan kemajuan teknologi, komunikasi di asrama dari tahun ketahun banyak terjadi perubahan, yang dikarenakan warga asrama tidak hanya terdiri dari masyarakat Nusa Tenggara Barat tetapi banyak berasal dari luar daerah  seperti misalnya dari etnis Bali, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya yang jumlah keseluruhan mencapai 70 orang. Warga asrama yang daerah asalnya berbeda sudah tentu membawa perubahan terhadap komunikasi warga asrama dan dampak yang ditimbulkan. Baik kepada warga yang sudah menetap di asrama maupun yang baru datang keasrama.
Dalam berinteraksi warga asrama satu dengan yang lainnya, sering terjadi perubahaan baik kearah yang  baik maupun kearah yang tidak baik. Misalnya yang tidak baik seorang warga asrama sering berkomunikasi dengan cara yang tidak sopan misalnya membilang basong (anjing) secara perlahan warga yang lain menjadi terbiasa mengikutinya. Sedangkan hal baik juga sering terjadi seperti misalnya warga asrama yang jarang sembahyang dirumahnya menjadi rajin sembahyang karena pengaruh temannya  yang sering sembahyang. Perubahan tersebut juga disebabkan karena warga dari masing-masing daerah menggunakan bahasa dari etnisnya sendiri dan logatnya yang masih sangat kental.
Komunikasi di asrama terjadi ketika warga melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti misalnya gotong royong yang dilaksanakan selama dua minggu sekali melibatkan semua warga asrama, ketika melaksanakan piket harian yang dilaksanakan setiap hari yang dilakukan oleh sepuluh orang, dalam piket harian warga bertugas untuk menyapu halaman asrama. Komunikasi juga terjadi ketika melaksakan rapat setiap bulan sekali bertempat di aula asrama yang dihadiri seluruh warga asrama, ketika bermain voli  komunikasi juga terjadi karena dalam permainan melibatkan banyak orang, dan pada waktu melaksanakan persembahyangan ke Pura Saraswati  yang dilaksanakan warga asrama setiap harinya dan banyak lagi bentuk kegiatan lainya yang menyebabkan terjadinya komunikasi di asrama.
           Berdasarkan uraian diatas penulis memfokuskan penelitian tentang bagaimana dinamika komunikasi dalam menyikapi keberlangsungan hidup dalam suatu asrama, dalam hal ini Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram. Beranjak dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah judul  ''Dinamika Komunikasi Warga Asrama Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri  Gde Pudja Mataram''.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis komunikasi yang terjadi di Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram?
2. Bagaimana dampak dinamika komunikasi terhadap warga Asrama Mahasiswa
Teori
1.    Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial berangkat dari asumsi do ut des, saya memberi supaya engkau memberi. Menurut mereka semua kontak diantara manusia bertolak dari skema memberi dan mendapatkan kembali dalam jumlah yang sama, ''all contacts among men rest on the schema of giving and returning the equivalence'' (Wallace & Wolf, 1980:163). Dengan asumsi seperti itu para pendukung teori ini menemukan bahwa ada begitu banyak pertukaran atau tingkah laku yang dipertukarkan dalam kehidupan sosisal. Dengan demikian para pendukung teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia didasarkan pertimbangan untung rugi atau cost and rewards.
Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori ini adalah George C. Homans dan Peter M. Blau. Homans memusatkan perhatiannya pada perputaran tingkah laku diantara individu dalam suatu interaksi yang bersifat tatap muka. Sedangkan Peter M. Blau coba menarik analisa itu kedalam konteks yang lebih luas yakni di dalam kelompok-kelompok dan masyarakat yang lebih luas. (Raho, 2007:171-172).
2.    Teori Adaptasi Interaksi
Teori adaptasi interaksi memiliki semacam sinkroni interaksi (interactional synchrony) yaitu suatu pola yang saling bergantian yang terkoordinasi. Menurut Borgoon, jika kita menggunakan vidio kamera untuk merekam percakapan kita dengan seorang teman, dan kita lihat hasil rekamannya maka mungkin kita dapat melihat pola tersebut. Pada saat tertentu ketika percakapan berlangsung, anda dan teman bicara anda cendrung berprilaku sama yaitu adanya upaya untuk saling meniru atau konvergensi. Pada saat yang lain, anda akan melihat diri anda membelakangi atau menjauhi lawan bicara anda (divergensi) dalam suatu pola yang disebut pola kompensasi (compensation pattern). Dengan menggunakan lensa teori adaptasi interaksi, anda mulai memperhatikan bahwa prilaku anda mempengaruhi dan dipengaruhi prilaku orang lain yang menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur.
Ketika anda mulai berkomunikasi dengan orang lain, anda memiliki ide umum mengenai apa yang akan terjadi yang disebut Burgoon sebagai posisi interaksi (interaction position) yaitu tempat atau titik awal dimana anda akan memulai komunikasi. Posisi interaksi ini ditentukan oleh kombinasi dari tiga faktor yang dinamakan RED yang merupakan singkatan dari requirements (kebutuhan), expectation (harapan), dan desires (keinginan). Kebutuhan adalah segala hal yang anda perlukan dalam interaksi. Kebutuhan dapat bersifat biologis seperti meminta makanan, atau kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk berafilisasi atau kebutuhan berteman. Adapun harapan adalah pola-pola yang anda perkirakan akan terjadi. Jika anda tidak terlalu mengenal seseorang maka anda akan mengandalkan norma-norma kesopanan atau tujuan dari situasi tertentu seperti tujuan suatu pertemuan. Jika anda mengenal seseorang dengan baik maka harapan anda kemungkinan akan didasarkan pada pengalaman pada masa lalu. Keinginan anda adalah apa yang ingin anda capai, apa yang anda harapkan akan terjadi. Burgoon dan rekan-rekanya telah menemukan bahwa cara-cara kita menyesuaikan diri dengan orang lain sebagian besar tergantung pada seberapa jauh orang lain melanggar harapan kita untuk berprilaku.

Metode
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan a kind of profesional do it your self yang mengimplikasikan keputusan-keputusan propesional peneliti sesuai konteks permasalahan, fakta sasaran penelitian dan target hasil yang ingin dicapai (Maryeini 2009: 255).
Pada penelitian kualitatif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka yang dijadikan kunci terhadap penelitian yang diteliti. Berdasarkan data yang diperoleh berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainya. (Moleong 2005: 11).
Dari data dan informasi yang peneliti peroleh, kemudian akan dianalisis agar diperoleh suatu penyimpulan yang menjadi hasil penelitian berupa saran. Dalam proses analisis data, keberadaan konsep serta landasan teori akan sangat bermanfaat bagi peneliti, dengan konsep peneliti akan dipermudah dalam memahami arah penelitian yang dilakukan dan dengan landasan teori yang digunakan, peneliti akan dibantu dalam proses analisis data dengan mengaitkan antara data yang diperoleh dengan kebenaran yang tertuang dalam teori.
Hasil Pembahasan
Jenis Komunikasi Yang Terjadi di Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram 
1.Komunikasi intrapribadi, dari maknanya yang dijelaskan dikonsep yaitu komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari ataupun tidak, misalnya berpikir. Jadi di asrma pasti terjadi komunikasi intrapribadi karena warga asrama semua pasti pernah berpikir.
2. Komunikasi sosial, dari pengertian komunikasi sosial yang dipaparkan dalam konsep yaitu komunikasi yang lebih insentif, dimana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas. Komunikasi sosial sekaligus suatu proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleh suatu masyarakat.
            Maka komunikasi sosial sangat sering terjadi diasrama, yang dikarenakan warga asrama berasal dari luar daerah, jadi mau tidak mau warga asrama harus menjalin hubungan sosial atau berinteraksi dengan warga asrama yang lainya, selain itu disebabkan karena kegiatan-kegiatan warga asrama seperti dalam gotong royong, rapat dan merayakan hari-hari besar seperti Nyepi, Galungan dan Kuningan, Saraswati dan menyambut tahun baru, disinilah terjalin komunikasi sosial. Karena dalam sustu kegiatan warga asrama yang jumlahnya tuju puluh empat orang berbaur menjadi satu, maka terjalinlah komunikasi sosisal.
            Rasa kekeluargaan dan rasa tolong menolong  sangat erat terjalin, seperti misalnya ada warga yang sakit teman yang lainnya biasa membantu menyiapkan makanan, kalau ada yang dirawat dirumah sakit warga yang lain secara bergilir menjaganya di rumah sakit, dan apabila terjadi musih warga yang meninggal atau keuarganya yang meninggal warga asrama secara tulus iklas mengumpulkan dana untuk bela sungkawa kerumahnya. Maka dari itu komunikasi sosial terjalin sangat erat di lingkungan asrama.
3. Komunikasi ritual, sesuai dengan pengertiannya yang dijelaskan dikonsep yaitu komunikasi melalui budaya, misalnya satu komunitas atau kelompok melakukan upacara-upacara adat atau upacara keagamaan.  Jadi komunikasi ritual sangat sering terjadi, dikarenakan warga asrama setiap hari melaksakan kegiatan-kegiatan keagamaan. Seperti misalnya persembahyangan yang dilaksanakan warga asrama,baik di dalam kamar sendiri, di pelinggih yang berada di asrama maupun di Pura Saraswati, yang dilakukan secara sendiri-sendiri, berkelompok maupun bersama, disinilah terjadi komunikasi ritual antara manusia dengan Tuhan.
4. Komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal, seperti yang ditekankan dalam konsep tentang pengertiannya yaitu komunikasi antar seseorang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikani ini anyalah melibatkan dua orang, seperti suami istri, dua sahabat dekat, guru murid dan sebagainya. Jadi komunikasi antar pribadi sering terjadi di asrama yang disebabkan karena warga asrama untuk mengkonsultasikan masalah pribadinya baik dengan teman dekatnya atau dengan dosen dan dalam hal mengerjakan tugas perkuliahan karena dalam mengerjakan tugas kuliah warga asrama sering mengerjakan dengan temannya baik teman sekamarnya maupun yang lainya, maka terjadilah komunikasi antar pribadi.
5. Komunikasi kelompok, sesuai dengan paparan dikonsep yaitu komunikasi komunikasi yang dilakukan sekelompok orang ,kelompok sendiri adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Maka komunikasi kelompok juga sering terjadi di asrama yang dikarenakan oleh aturan asrama seperti misalnya piket menyapu harian yang terbagi dalam tuju  kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari sepuluh orang, disinilah terjalin komunikasi kelompok  diasrama, baik komunikasi dalam kelompok sendiri maupun komunikasi dengan kelompok yang lain. Aturan-aturan yang khusus tertuju pada masing-masing warga asrama putra dan putri juga menyebabkan terjadinya komunikasi kelompok antara putra dan putri.
6. Komunikasi organisasi, dari pengertianya yang dipaparkan dikonsep yaitu terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal, informal dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Jadi diasrama juga terjadi komunikasi kelompok karena di asrama warga asrama sudah termasuk dalam suatu wadah organisasi yang dipimpim oleh seorang ketua asrama dan sekretaris asrama, maka disinilah letak terjadi komunikasi dalam suatu organisasi misalnya dalam suatu kegiatan yang bersifat formal yaitu rapat.
7. Komunikasi massa, dari maknanya yang ditekankan dikonsep yaitu komunikasi yang menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar. Pesan-pesan bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan sekilas. Hal tersebut sering terjadi di asrama yaitu komunikasi massa melalui media elektronik, seperti Facebook, BBM, yang dikarenakan oleh kemajuan teknologi. Warga asrama sering melakukan komunikasi melalui media massa seperti itu untuk menyampaikan suatu pengumuman tentang kegiatan asrama,dan berkomunikasi antara warga asrama maupun dengan orang diluar warga asrama, dan komunikasi massa seperti pengumuman-pengumuman melalui selembar kertas yang ditempel di papan pengumuman atau di tempat tertenti di asrama yang tertuju kepada seluruh warga asrama.
Dampak Dinamika Komunikasi Terhadap Warga Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram
            Dampak dinamika komunikasi terhadap warga asrama  sangat banyak, baik yang positif maupun negatif. Dampak positif yaitu menambah wawasan warga asrama seperti misalnya karena perkembangan komunikasi sosial warga asrama bisa memahami karakter dari warga yang lainya, rasa kekeluargaan diasrama terjalin erat karena komunikasi sosial antar warga asrama terjalin sangat baik. Yang tidak kalah pentingnya yaitu rasa kekeluargaan dan rasa saling menolong antara warga asrama sangat baik seperti misalnya ada warga asrama yang sakit disini komunikasi sosial dan saling tolong menolong sangat terjalin, warga asrama menjadi lebih sabar untuk mengatasi suatu permasalahan, menjadi lebih rajin melakaskan persembahyangan dibandingkan ketika berada dirumahnya sendiri, dan asrama selain menjadi tempat tinggal juga menjadi tempat pembelajaran atau untuk mengasah diri supaya menjadi orang yang lebih baik yang berlasdaskan Agama Hindu.
            Sedangkan dampak negatifnya selain terganggu karena warga asram ribut-ribur yang dikarenaka warga asrama yang jumlahnya banyak yang berbeda karakter, diasrama juga terjadi tradisi kebiasaan mengucapkan bahasa-bahasa yang kasar dalam pergaulan atau dalam berkomunikasi seperti misalnya membilang kata (basong) yang dalam bahasa Lombok (basong) berarti anjing tetapi bahasa- bahasa yang seperti ini sering diucapkan supaya menjadi lebih akrab dalam pergaulan dilingkungan warga asrama.
            Dilihat dari penyebab terjadinya komunikasi dan dampak dari dinamika komunikasi sosial yang terjadi diasrama, dapat dikatakan warga asrama sudah menjalankan atau merealisasikan ajaran Tri Hita Karana, yaitu hubungan yang  harmonis antara manusia dengan Tuhan atau Prahayangan, yang ditunjukan  oleh warga asrama  yang secara tulus iklas melaksanakan persembahyangan baik diasrama maupun di Pura Saraswati  yang dilakukan secara sendiri-sendiri, berkelompok ataupun persembahyangan bersama yang bertujuan supaya  dianugrahi keselamatan lahir batin, ditunjukan jalan,bimbingan atau sinar suci dari Ida Sang Yhang Widhi dalam menuntut ilmu pengetahuan, disinilah terjadi komunikasi ritual dan terjalin hubungan yang armonias antara manusia dengan Tuhan. Hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia atau Pawongan juga terjadi diasrama, terlihat dari rasa kekeluargaan, rasa saling tolong menolong yang sangat erat terjadi diasrama yang disebabkan oleh hubungan komunikasi sosial yang baik antara warga asrama maka terjalinlah hubungan yang harmonis antara warga asrama. Sedangkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan atau Palemahan juga terjadi, seperti dalam kegiatan piket menyapu halaman asrama yang dilaksanakan setiap hari oleh warga asrama secara berkelompok dan gotong royong bersama yang dilaksanakan selama dua minggu sekali. Dalam melakukan gotong royong disini terjadi komunikasi sosial dan terjalin hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan.  
Simpulan
a.    Komunikasi yang terjadi di Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram yaitu, komunikasi intrapribadi, komunikasi sosial, komunikasi ritual, komunikasi antar pribadi atau interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi organisasi, dari sekian jenis komunikasi diasrama, komunikasi sosial yang paling sering terjalin karena warga asrama saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan warga asrama menyebabkan terjadinya komunikasi sosial.
b.    Dampak dinamika komunikasi terhadap warga Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram yaitu, dampak positifnya terjalin hubungan yang harmonis antara sesama warga asrama, warga asrama menjadi mandiri, sabar, dan rajin melakukan persembahyangan, terimplementasinya ajaran Tri Hita Karana, yang menjadi misi asrama. Dampak negatifnya yaitu sering terjadi salah paham yang dikarenakan beda karakter, menjadi kebiasaan mengucapkan kata-kata yang kasar seperti basong (ajing) karena pengaruh dari warga asrama yang lain walaupun dalam hal bercanda. Beberapa warga asrama laki-laki menjadi ikut-ikutan merokok padahal awalnya tidak bisa merokok.
Pustaka
Adi, I Gede Wira Dharma. 2014. Pasraman Swasta Pranawa Sebagai Media Komunikasi Anak-Anak Beragama Hindu di Lingkungan Abian Tubuh Cakranegara (Skripsi). Program S1 STAHN Gde Pudja Mataram.
Buda, I Nyoman Asmara Putra. 2014. Komunikasi Ritual Dalam Upacara Tawur Labuh Gentuh Di Taman Mayura Kota Mataram (Tesis). Program Pascasarjana STAHN Gde Pudja Mataram.
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Jakarta. Balai Pustaka.
Bungin, Burham. 2013. Sosiologi Komunikasi: Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Daryanto, SS. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Dinamika Komunikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Iskandar. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Gaung Persada.
Moleong, Lexi J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyana, Deddy. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 1996. Human Communication Kontek-Kontek Komunikasi. Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Ratih, Ni Kadek Primandari. 2015. Komunikasi Guru Agama Hindu Dalam Penerapan Ajaran Tri Kaya Parisuda Pada Siswa SMP Negeri 14 Mataram (Skripsi). Program S1 STAHN Gde Pudja Mataram.
Sari, Ni Made Kartika Wati. 2015. Komunikasi Simbolik Pura Pelabu Di Kecamatan Keuripan Kabupaten Lombok Barat (Skripsi). Program S1 STAHN Gde Pudja Mataram.
Subyfrin, I Wayan. 2014. Peranan Komunikasi Interpersonal Dalam Menjaga Eksistensi Tradisi Melasti  Di Desa Pekraman Blangsinga Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Bali (Skripsi). Program S1 STAHN Gde Pudja Mataram.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung; Alfabeta.
Tubbs, Stewart L dan Moss Sylvia. 1996. Human Communication. Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram. Mataram.
Tim Penyusun. 2016. Pedoman Tata Cara Tinggal Warga Asrama STAHN Gde Pudja Mataram. Mataram.


 Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua
,,Om Santih Santih Santih Om,,


Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "DINAMIKA KOMUNIKASI"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel