DINAMIKA KOMUNIKASI
DINAMIKA
KOMUNIKASI DI ASRAMA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA
MATARAM
,, Om Swastyastu,,
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia senantiasa terlibat
dalam aktivitas komunikasi. Manusia mungkin sengsara manakala dikucilkan,
sehingga ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh
karena itu komunikasi merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh
kesadaran, bahkan secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud
atau tujuan tertentu. Memang apabila manusia dibandingkan dengan makluk hidup
lainya seperti hewan, ia tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam walaupun
tanpa induk, mampu mencari makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti
akan mati. Manusia tidak dikaruniai alat-alat fisik untuk bisa hidup sendiri.
Komunikasi adalah persyaratan yang utama
dalam kehidupan manusia, tidak ada manusia hidup tanpa berkomunikasi antar
sesama, oleh karena itu komunikasi dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk
membantunya berinteraksi dengan sesama, karena manusia tercipta sebagai makluk
sosial. Sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat
diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur didalam
masyarakat secara lebih mendalam dan terorganisir.
Berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, komunikasi
termasuk di antara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi
intrapribadi kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal, mengevaluasi, meyakinkan
diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang
akan diambil dan menyiapkan pesan yang disampaikan kepada orang lain. Melalui
komunikasi antarpribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka
dan diri kita sendiri. Komunikasi kelompok kecil dan organisasi mengarahkan
kita berinteraksi dengan orang lain,
bisa memecahkan masalah, mengembangkan gagasan baru, berbagi pengetahuan dan
pengalaman. Dengan komunikasi terbuka orang lain memberi kita informasi dan
membujuk kita, dan sebaliknya kita memberikan informasi dan meyakinkan orang
lain untuk melakukan sesuatu, untuk membeli, untuk berpikir dengan cara
tertentu, atau untuk mengubah sikap dan pendapat. Dengan komunikasi antarbudaya
kita mengenal budaya lain serta kehidupan dilingkungan kebiasaan, peran dan
aturan-aturan yang berbeda, yang paling penting bisa semakin memahami cara
berpikir dan berprilaku yang baru. Sedangkan melalui komunikasi massa kita
dihibur, dan diberi informasi. (Joseph A. 1997:23).
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa
komunikasi penting untuk membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup,
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan, dan ketegangan, antara lain
lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain.
Melalui komunikasi bisa bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga,
kelompok, perguruan tinggi, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk
mencapai tujuan bersama. (Deddy, 2012:5).
Dinamika diartikan adanya interaksi antara
anggota kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama
dalam kelompok, semangat kelompok terus menerus ada dalam kelompok itu karena
kelompok tersebut bersifat dinamis. Artinya setiap saat kelompok yang
bersangkutan dapat berubah, dan
perubahan itu bisa ke arah yang lebih baik atau kearah yang tidak baik.
Melalui hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti, terkait dengan komunikasi di STAHN Gde Pudja Mataram yang
menjadi dasar penelitian, dimana wilayah atau lokasinya dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu gedung Rektorat, Kampus, Perpustakaan, Pasca Sarjana, Pura
Saraswati dan Asrama. Komunikasi yang terjadi
disetiap bagian tersebut
sangatlah berbeda dan banyak jenis komunikasi, baik komunikasi kelompok,
komunikasi massa, komunikasi ritual, komunikasi sosial, komunikasi organisasi
dan komunikasi lainya yang banyak terjadi setiap hari, yang melibatkan pegawai
dosen dan mahasiswa.
Dari sekian komunikasi yang terjadi, penulis
fokus pada komunikasi di asrama sekaligus penulis jadikan latar belakang dalam
penelitian ini. Karena perkembanga dan kemajuan teknologi, komunikasi di asrama
dari tahun ketahun banyak terjadi perubahan, yang dikarenakan warga asrama
tidak hanya terdiri dari masyarakat Nusa Tenggara Barat tetapi banyak berasal
dari luar daerah seperti misalnya dari
etnis Bali, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya yang jumlah keseluruhan
mencapai 70 orang. Warga asrama yang daerah asalnya berbeda sudah tentu membawa
perubahan terhadap komunikasi warga asrama dan dampak yang ditimbulkan. Baik
kepada warga yang sudah menetap di asrama maupun yang baru datang keasrama.
Dalam berinteraksi warga asrama satu
dengan yang lainnya, sering terjadi perubahaan baik kearah yang baik maupun kearah yang tidak baik. Misalnya
yang tidak baik seorang warga asrama sering berkomunikasi dengan cara yang
tidak sopan misalnya membilang basong (anjing) secara perlahan warga yang lain menjadi
terbiasa mengikutinya. Sedangkan hal baik juga sering terjadi seperti misalnya
warga asrama yang jarang sembahyang dirumahnya menjadi rajin sembahyang karena
pengaruh temannya yang sering
sembahyang. Perubahan tersebut juga disebabkan karena warga dari masing-masing
daerah menggunakan bahasa dari etnisnya sendiri dan logatnya yang masih sangat
kental.
Komunikasi di asrama terjadi ketika
warga melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti misalnya gotong royong yang
dilaksanakan selama dua minggu sekali melibatkan semua warga asrama, ketika
melaksanakan piket harian yang dilaksanakan setiap hari yang dilakukan oleh
sepuluh orang, dalam piket harian warga bertugas untuk menyapu halaman asrama.
Komunikasi juga terjadi ketika melaksakan rapat setiap bulan sekali bertempat
di aula asrama yang dihadiri seluruh warga asrama, ketika bermain voli komunikasi juga terjadi karena dalam
permainan melibatkan banyak orang, dan pada waktu melaksanakan persembahyangan
ke Pura Saraswati yang dilaksanakan
warga asrama setiap harinya dan banyak lagi bentuk kegiatan lainya yang
menyebabkan terjadinya komunikasi di asrama.
Berdasarkan uraian diatas penulis
memfokuskan penelitian tentang bagaimana dinamika komunikasi dalam menyikapi
keberlangsungan hidup dalam suatu asrama, dalam hal ini Asrama Mahasiswa STAHN
Gde Pudja Mataram. Beranjak dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah
judul ''Dinamika Komunikasi Warga Asrama
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri
Gde Pudja Mataram''.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana jenis komunikasi yang terjadi di Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja
Mataram?
2. Bagaimana dampak dinamika komunikasi
terhadap warga Asrama Mahasiswa
Teori
1.
Teori
Pertukaran Sosial
Teori pertukaran sosial berangkat dari
asumsi do ut des, saya memberi supaya
engkau memberi. Menurut mereka semua kontak diantara manusia bertolak dari
skema memberi dan mendapatkan kembali dalam jumlah yang sama, ''all contacts among men rest on the schema
of giving and returning the equivalence'' (Wallace & Wolf, 1980:163).
Dengan asumsi seperti itu para pendukung teori ini menemukan bahwa ada begitu banyak
pertukaran atau tingkah laku yang dipertukarkan dalam kehidupan sosisal. Dengan
demikian para pendukung teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia didasarkan
pertimbangan untung rugi atau cost and
rewards.
Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori ini
adalah George C. Homans dan Peter M. Blau. Homans memusatkan perhatiannya pada
perputaran tingkah laku diantara individu dalam suatu interaksi yang bersifat tatap
muka. Sedangkan Peter M. Blau coba menarik analisa itu kedalam konteks yang
lebih luas yakni di dalam kelompok-kelompok dan masyarakat yang lebih luas.
(Raho, 2007:171-172).
2.
Teori
Adaptasi Interaksi
Teori adaptasi interaksi memiliki
semacam sinkroni interaksi (interactional
synchrony) yaitu suatu pola yang saling bergantian yang terkoordinasi.
Menurut Borgoon, jika kita menggunakan vidio kamera untuk merekam percakapan
kita dengan seorang teman, dan kita lihat hasil rekamannya maka mungkin kita
dapat melihat pola tersebut. Pada saat tertentu ketika percakapan berlangsung,
anda dan teman bicara anda cendrung berprilaku sama yaitu adanya upaya untuk
saling meniru atau konvergensi. Pada
saat yang lain, anda akan melihat diri anda membelakangi atau menjauhi lawan
bicara anda (divergensi) dalam suatu
pola yang disebut pola kompensasi (compensation
pattern). Dengan menggunakan lensa teori adaptasi interaksi, anda mulai memperhatikan
bahwa prilaku anda mempengaruhi dan dipengaruhi prilaku orang lain yang menghasilkan
pola-pola tertentu yang teratur.
Ketika anda mulai berkomunikasi dengan
orang lain, anda memiliki ide umum mengenai apa yang akan terjadi yang disebut
Burgoon sebagai posisi interaksi (interaction
position) yaitu tempat atau titik awal dimana anda akan memulai komunikasi.
Posisi interaksi ini ditentukan oleh kombinasi dari tiga faktor yang dinamakan
RED yang merupakan singkatan dari requirements
(kebutuhan), expectation (harapan),
dan desires (keinginan). Kebutuhan
adalah segala hal yang anda perlukan dalam interaksi. Kebutuhan dapat bersifat
biologis seperti meminta makanan, atau kebutuhan sosial seperti kebutuhan untuk
berafilisasi atau kebutuhan berteman. Adapun harapan adalah pola-pola yang anda
perkirakan akan terjadi. Jika anda tidak terlalu mengenal seseorang maka anda
akan mengandalkan norma-norma kesopanan atau tujuan dari situasi tertentu seperti
tujuan suatu pertemuan. Jika anda mengenal seseorang dengan baik maka harapan
anda kemungkinan akan didasarkan pada pengalaman pada masa lalu. Keinginan anda
adalah apa yang ingin anda capai, apa yang anda harapkan akan terjadi. Burgoon
dan rekan-rekanya telah menemukan bahwa cara-cara kita menyesuaikan diri dengan
orang lain sebagian besar tergantung pada seberapa jauh orang lain melanggar
harapan kita untuk berprilaku.
Metode
Dalam
penelitian ini pendekatan yang dilakukan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
merupakan a kind of profesional do it
your self yang mengimplikasikan keputusan-keputusan propesional peneliti sesuai
konteks permasalahan, fakta sasaran penelitian dan target hasil yang ingin
dicapai (Maryeini 2009: 255).
Pada
penelitian kualitatif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka-angka yang dijadikan kunci terhadap penelitian yang diteliti. Berdasarkan
data yang diperoleh berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,
dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainya. (Moleong 2005:
11).
Dari data dan informasi yang peneliti
peroleh, kemudian akan dianalisis agar diperoleh suatu penyimpulan yang menjadi
hasil penelitian berupa saran. Dalam proses analisis data, keberadaan konsep
serta landasan teori akan sangat bermanfaat bagi peneliti, dengan konsep
peneliti akan dipermudah dalam memahami arah penelitian yang dilakukan dan dengan
landasan teori yang digunakan, peneliti akan dibantu dalam proses analisis data
dengan mengaitkan antara data yang diperoleh dengan kebenaran yang tertuang
dalam teori.
Hasil Pembahasan
Jenis Komunikasi
Yang Terjadi di Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram
1.Komunikasi
intrapribadi, dari maknanya yang dijelaskan dikonsep yaitu komunikasi dengan
diri sendiri, baik kita sadari ataupun tidak, misalnya berpikir. Jadi di asrma
pasti terjadi komunikasi intrapribadi karena warga asrama semua pasti pernah
berpikir.
2. Komunikasi sosial, dari pengertian
komunikasi sosial yang dipaparkan dalam konsep yaitu komunikasi yang lebih
insentif, dimana komunikasi terjadi secara langsung antara komunikator dan
komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan
kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan ini
terjadilah aktualisasi dari berbagai masalah yang dibahas. Komunikasi sosial
sekaligus suatu proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial,
tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleh suatu
masyarakat.
Maka
komunikasi sosial sangat sering terjadi diasrama, yang dikarenakan warga asrama
berasal dari luar daerah, jadi mau tidak mau warga asrama harus menjalin
hubungan sosial atau berinteraksi dengan warga asrama yang lainya, selain itu
disebabkan karena kegiatan-kegiatan warga asrama seperti dalam gotong royong,
rapat dan merayakan hari-hari besar seperti Nyepi, Galungan dan Kuningan,
Saraswati dan menyambut tahun baru, disinilah terjalin komunikasi sosial.
Karena dalam sustu kegiatan warga asrama yang jumlahnya tuju puluh empat orang
berbaur menjadi satu, maka terjalinlah komunikasi sosisal.
Rasa
kekeluargaan dan rasa tolong menolong
sangat erat terjalin, seperti misalnya ada warga yang sakit teman yang
lainnya biasa membantu menyiapkan makanan, kalau ada yang dirawat dirumah sakit
warga yang lain secara bergilir menjaganya di rumah sakit, dan apabila terjadi
musih warga yang meninggal atau keuarganya yang meninggal warga asrama secara
tulus iklas mengumpulkan dana untuk bela sungkawa kerumahnya. Maka dari itu
komunikasi sosial terjalin sangat erat di lingkungan asrama.
3. Komunikasi ritual, sesuai dengan
pengertiannya yang dijelaskan dikonsep yaitu komunikasi melalui budaya,
misalnya satu komunitas atau kelompok melakukan upacara-upacara adat atau
upacara keagamaan. Jadi komunikasi
ritual sangat sering terjadi, dikarenakan warga asrama setiap hari melaksakan kegiatan-kegiatan
keagamaan. Seperti misalnya persembahyangan yang dilaksanakan warga asrama,baik
di dalam kamar sendiri, di pelinggih yang
berada di asrama maupun di Pura Saraswati, yang dilakukan secara
sendiri-sendiri, berkelompok maupun bersama, disinilah terjadi komunikasi
ritual antara manusia dengan Tuhan.
4.
Komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal, seperti yang ditekankan
dalam konsep tentang pengertiannya yaitu komunikasi antar seseorang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikani ini anyalah melibatkan
dua orang, seperti suami istri, dua sahabat dekat, guru murid dan sebagainya.
Jadi komunikasi antar pribadi sering terjadi di asrama yang disebabkan karena
warga asrama untuk mengkonsultasikan masalah pribadinya baik dengan teman
dekatnya atau dengan dosen dan dalam hal mengerjakan tugas perkuliahan karena
dalam mengerjakan tugas kuliah warga asrama sering mengerjakan dengan temannya
baik teman sekamarnya maupun yang lainya, maka terjadilah komunikasi antar
pribadi.
5.
Komunikasi kelompok, sesuai dengan paparan dikonsep yaitu komunikasi komunikasi
yang dilakukan sekelompok orang ,kelompok sendiri adalah sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Maka komunikasi kelompok juga sering
terjadi di asrama yang dikarenakan oleh aturan asrama seperti misalnya piket
menyapu harian yang terbagi dalam tuju
kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari sepuluh orang, disinilah
terjalin komunikasi kelompok diasrama,
baik komunikasi dalam kelompok sendiri maupun komunikasi dengan kelompok yang
lain. Aturan-aturan yang khusus tertuju pada masing-masing warga asrama putra
dan putri juga menyebabkan terjadinya komunikasi kelompok antara putra dan
putri.
6.
Komunikasi organisasi, dari pengertianya yang dipaparkan dikonsep yaitu terjadi
dalam suatu organisasi bersifat formal, informal dan berlangsung dalam jaringan
yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Jadi diasrama juga terjadi
komunikasi kelompok karena di asrama warga asrama sudah termasuk dalam suatu
wadah organisasi yang dipimpim oleh seorang ketua asrama dan sekretaris asrama,
maka disinilah letak terjadi komunikasi dalam suatu organisasi misalnya dalam
suatu kegiatan yang bersifat formal yaitu rapat.
7.
Komunikasi massa, dari maknanya yang ditekankan dikonsep yaitu komunikasi yang
menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar. Pesan-pesan bersifat
umum, disampaikan secara serentak, cepat dan sekilas. Hal tersebut sering
terjadi di asrama yaitu komunikasi massa melalui media elektronik, seperti Facebook, BBM, yang dikarenakan oleh
kemajuan teknologi. Warga asrama sering melakukan komunikasi melalui media
massa seperti itu untuk menyampaikan suatu pengumuman tentang kegiatan
asrama,dan berkomunikasi antara warga asrama maupun dengan orang diluar warga
asrama, dan komunikasi massa seperti pengumuman-pengumuman melalui selembar
kertas yang ditempel di papan pengumuman atau di tempat tertenti di asrama yang
tertuju kepada seluruh warga asrama.
Dampak Dinamika
Komunikasi Terhadap Warga Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram
Dampak
dinamika komunikasi terhadap warga asrama
sangat banyak, baik yang positif maupun negatif. Dampak positif yaitu
menambah wawasan warga asrama seperti misalnya karena perkembangan komunikasi
sosial warga asrama bisa memahami karakter dari warga yang lainya, rasa
kekeluargaan diasrama terjalin erat karena komunikasi sosial antar warga asrama
terjalin sangat baik. Yang tidak kalah pentingnya yaitu rasa kekeluargaan dan
rasa saling menolong antara warga asrama sangat baik seperti misalnya ada warga
asrama yang sakit disini komunikasi sosial dan saling tolong menolong sangat
terjalin, warga asrama menjadi lebih sabar untuk mengatasi suatu permasalahan,
menjadi lebih rajin melakaskan persembahyangan dibandingkan ketika berada
dirumahnya sendiri, dan asrama selain menjadi tempat tinggal juga menjadi
tempat pembelajaran atau untuk mengasah diri supaya menjadi orang yang lebih
baik yang berlasdaskan Agama Hindu.
Sedangkan
dampak negatifnya selain terganggu karena warga asram ribut-ribur yang
dikarenaka warga asrama yang jumlahnya banyak yang berbeda karakter, diasrama
juga terjadi tradisi kebiasaan mengucapkan bahasa-bahasa yang kasar dalam
pergaulan atau dalam berkomunikasi seperti misalnya membilang kata (basong) yang dalam bahasa Lombok (basong) berarti anjing tetapi bahasa-
bahasa yang seperti ini sering diucapkan supaya menjadi lebih akrab dalam
pergaulan dilingkungan warga asrama.
Dilihat
dari penyebab terjadinya komunikasi dan dampak dari dinamika komunikasi sosial
yang terjadi diasrama, dapat dikatakan warga asrama sudah menjalankan atau
merealisasikan ajaran Tri Hita Karana, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan atau
Prahayangan, yang ditunjukan oleh warga
asrama yang secara tulus iklas
melaksanakan persembahyangan baik diasrama maupun di Pura Saraswati yang dilakukan secara sendiri-sendiri,
berkelompok ataupun persembahyangan bersama yang bertujuan supaya dianugrahi keselamatan lahir batin,
ditunjukan jalan,bimbingan atau sinar suci dari Ida Sang Yhang Widhi dalam
menuntut ilmu pengetahuan, disinilah terjadi komunikasi ritual dan terjalin
hubungan yang armonias antara manusia dengan Tuhan. Hubungan yang harmonis
antara manusia dengan manusia atau Pawongan juga terjadi diasrama, terlihat
dari rasa kekeluargaan, rasa saling tolong menolong yang sangat erat terjadi
diasrama yang disebabkan oleh hubungan komunikasi sosial yang baik antara warga
asrama maka terjalinlah hubungan yang harmonis antara warga asrama. Sedangkan
hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan atau Palemahan juga
terjadi, seperti dalam kegiatan piket menyapu halaman asrama yang dilaksanakan
setiap hari oleh warga asrama secara berkelompok dan gotong royong bersama yang
dilaksanakan selama dua minggu sekali. Dalam melakukan gotong royong disini
terjadi komunikasi sosial dan terjalin hubungan yang harmonis antara manusia
dengan lingkungan.
Simpulan
a.
Komunikasi
yang terjadi di Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram yaitu, komunikasi
intrapribadi, komunikasi sosial, komunikasi ritual, komunikasi antar pribadi
atau interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi
organisasi, dari sekian jenis komunikasi diasrama, komunikasi sosial yang
paling sering terjalin karena warga asrama saling membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan warga asrama menyebabkan
terjadinya komunikasi sosial.
b.
Dampak
dinamika komunikasi terhadap warga Asrama Mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram yaitu,
dampak positifnya terjalin hubungan yang harmonis antara sesama warga asrama,
warga asrama menjadi mandiri, sabar, dan rajin melakukan persembahyangan,
terimplementasinya ajaran Tri Hita Karana, yang menjadi misi asrama. Dampak
negatifnya yaitu sering terjadi salah paham yang dikarenakan beda karakter,
menjadi kebiasaan mengucapkan kata-kata yang kasar seperti basong (ajing) karena pengaruh dari warga asrama yang lain walaupun
dalam hal bercanda. Beberapa warga asrama laki-laki menjadi ikut-ikutan merokok
padahal awalnya tidak bisa merokok.
Pustaka
Adi, I Gede Wira Dharma. 2014. Pasraman Swasta Pranawa Sebagai Media
Komunikasi Anak-Anak Beragama Hindu di Lingkungan Abian Tubuh Cakranegara (Skripsi).
Program S1 STAHN Gde Pudja Mataram.
Buda, I Nyoman Asmara Putra. 2014. Komunikasi Ritual Dalam Upacara Tawur Labuh
Gentuh Di Taman Mayura Kota Mataram (Tesis). Program Pascasarjana STAHN Gde
Pudja Mataram.
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Jakarta. Balai Pustaka.
Bungin,
Burham. 2013. Sosiologi Komunikasi:
Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Daryanto,
SS. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.
Surabaya: Apollo
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Dinamika Komunikasi. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Iskandar. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif.
Jakarta: Gaung Persada.
Moleong,
Lexi J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Mulyana, Deddy. 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif.
Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 1996. Human Communication Kontek-Kontek Komunikasi.
Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Ratih, Ni Kadek Primandari. 2015. Komunikasi Guru Agama Hindu Dalam Penerapan
Ajaran Tri Kaya Parisuda Pada Siswa SMP Negeri 14 Mataram (Skripsi).
Program S1 STAHN Gde Pudja Mataram.
Sari, Ni Made Kartika Wati. 2015. Komunikasi Simbolik Pura Pelabu Di Kecamatan
Keuripan Kabupaten Lombok Barat (Skripsi). Program S1 STAHN Gde Pudja
Mataram.
Subyfrin, I Wayan. 2014. Peranan Komunikasi Interpersonal Dalam
Menjaga Eksistensi Tradisi Melasti Di
Desa Pekraman Blangsinga Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Bali (Skripsi).
Program S1 STAHN Gde Pudja Mataram.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung; Alfabeta.
Tubbs, Stewart L dan Moss Sylvia. 1996. Human Communication. Bandung PT Remaja
Rosdakarya.
Tim Penyusun. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja
Mataram. Mataram.
Tim Penyusun. 2016. Pedoman Tata Cara Tinggal Warga Asrama STAHN Gde Pudja Mataram. Mataram.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua
,,Om Santih Santih Santih Om,,
Belum ada Komentar untuk "DINAMIKA KOMUNIKASI"
Posting Komentar