KOMUNIKASI DALAM AGAMA HINDU
'''KOMUNIKASI
DALAM AGAMA HINDU'''
'Komunikasi
Secara Umum'
Sebelum melangkah ke ranah komunikasi
dalam agama Hindu alangkah baiknya kita mengupas terlebih dahulu komunikasi
secara umum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Dokumen
Pribadi: Mahasiswa sedang melakukan diskusi dengan pembina PKL, di Taman
Sangkareang Lombok
Komunikasi
atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti
'sama'. Communico, communicatio atau communicare
yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana
komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan
orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication
depends on our ability to understand one another).
Ada beberapa syarat sesuatu yang kita lakukan dapat
disebut dengan komunikasi. Berikut syarat suatu kegiatan disebut sebagai
komunikasi.
- Komunikator (penyampai pesan), suatu kegiatan dinamakan komunikasi apabila ada komunikator atau penyampai pesan. Penyampai pesan ini dapat berupa seseorang yang menyampaikan informasi secara langsung atau dapat melalui media tertentu, seperti surat kabar, radio, televisi, sms, w.a, dan sebagainya. Beberapa media tersebut dapat disebut sebagai komunikator.
- Komunikan (penerima pesan), merupakan seseorang atau kelompok yang menerima pesan dari komunikator.
- Pesan, sesuatu disebut sebagai komunikasi apabila ada pesan atau maksud yang disampai dari komunikator ke komunikan.
- Efek, komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila memberikan efek kepada penerima pesan (komunikan). Misal, karena adanya suatu pesan dari komunikator, penerima komunikasi melakukan reaksi atau tindakan tertentu.
Proses
Komunikasi
Elemen komunikasi model Lasswell,, proses komunikasi
yang dimulai dari komunikator hingga adanya efek, dengan tambahan proses
encoding, decoding, dan feedback.
Encoding yaitu konversi pesan ke bentuk
simbol; proses mengubah ide, pemikiran, atau informasi yang akan
dikomunikasikan menjadi simbol, kata-kata, tindakan, diagram, gerakan tubuh,
gambar, dll. yang dapat dipahami oleh penerima.
Decoding yaitu pengartian ulang,
pemahaan, atau penafsiran pesan yang diterima. Komunikasi yang efektif hanya
terjadi jika penerima memahami pesan yang dimaksud pengirim.
Setiap komunikasi memiliki alur, komponen, sekaligus
proses sebagai berikut:
- Komunikator
- Encoding
- Message
- Media
- Decoding
- Noise – gangguan
- Komunikan
- Efek
- Feed Back – umpan balik, respons.
Proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Komunikator
(sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan
suatu pesan kepada orang yang dimaksud.
2 Pesan yang
disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat
simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
3
Pesan
(message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung.
4 Komunikan
(receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
5
Komunikan
(receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud
oleh si pengirim.
''Komunikasi Dalam Agama Hindu''
Komunikasi dalam ranah keberagamaan dapat
dikategorikan menjadi tiga. Pertama, komunikasi transenden,, dalam domain
kehidupan beragama sejatinya telah berlangsung sejak ajaran agama tersebut
diwahyukan Tuhan kepada penerimanya seperti Maharesi yaitu penerima wahyu dalam
agama Hindu. Kedua, komunikasi antarpribadi,, dalam ajaran agama Hindu
dibuktikan dengan adanya dialog antara guru dengan murid dalam penyampaian
ajaran upanisad. Radhakrishnan
menyatakan kata upanisad diambil dari upa
(dekat) ni (di bawah) sad (duduk). Berkenaan dengan itu, sisya
atau murid kerohanian duduk dekat sang guru untuk mempelajari ajaran upanisad. Ketiga, komunikasi sosial,,
yang dilakukan oleh penganut agama dalam melakukan interaksi dan menyampaikan
agamanya, seperti ceramah keagamaan, diskusi keagamaan. Sedangkan dalam ajaran
Hindu seperti dalam dharma wacana, dharma tula dan yang lainnya.
Gambar,
Komunikasi ketika Murid memberi hormat kepada Guru
Model
Komunikasi Sadharanikarana
Model komunikasi Hindu Sadharanikarana memiliki
karakteristik yang spesifik, karena selain sifatnya dapat melakukan penyampaian
pesan secara horizontal dengan secara manusia juga bersifat vertikal yang
berkaitan dengan komunikasi kekuatan supranatural. Model komunikasi
sadharanikarana cendrung memposisikan aspek rasa
sebagai puncak keberhasilan dalam berkomunikasi. Komunikasi yang berhasil dalam
model sadharanikarana ketika komunikator dan komunikan memiliki kesamaan rasa dalam proses komunikasi. Aspek rasa memiliki peran yang sangat penting
dalam membanun keberasilan komunikasi.
Elemen-Elemem dan Tahapan Model Komunikasi
Sadharanikarana
Model komunikasi Hindu sadharanikarana melibatkan 9
(sembilan) elemen penunjang prosen penyampaian pesan.
1. Sahridaya (-sahridaya) yaitu mereka yang terlibat
dalam proses komunikasi seperti preshaka
(s ebagai pengirim pesan atau komunikator) dan prapaka (sebagai penerima pesan atau komunikan)
2 2 Bhāva (suasana
hati, mood)
3 3 Abhiviyanjana (ekspresi
atau encoding)
4 4 Sandesha (pesan atau
informasi)
5 5 Sarani (saluran)
6 6 Rasasvadana (penerimaan
pesan pertama atau decoding dan interprestasi pesan dan akhirnya penerimaan
rasa)
7 7 Dosha (gangguan)
8 8 Sandarbha (konteks)
9 9 Pratikriya (umpan
balik)
Kesembilan tahapan diatas merupakan elemen-elemen dasar
dalam mendukung proses komunikasi yang bersumber dari teks ajaran agama Hindu.
Daftar Pustaka
Wirawan. I W A. 2016. Komunikasi Dalam Peradaban Hindu.
Yogyakarta: Deepublish.
'''Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua'''
Belum ada Komentar untuk "KOMUNIKASI DALAM AGAMA HINDU"
Posting Komentar