PEREMPUAN DALAM AGAMA HINDU
Perempuan Dalam Agama Hindu
Dalam Siwatatwa dikenal konsep Ardanarerswari, yaitu simbol Tuhan dalam manifestasi sebagai setengah Purusa dan Predana. Kedudukan dan peranan Purusa disimbolkan dengan Purusa, sedangkan Pradana disimbolkan dengan Dewi Uma. Dalam proses penciptaan, Siwa memerankan fungsi maskulin, sedangkan Dewi Uma memerankan fungsi feminim. Tiada sesuatu apapun tercipta, jika kekuatan Purusa dan Predana tidag menyatu. Penyatuan kedua unsur diyakini telah memberikan bayu bahi terciptanya berbagai mahluk dan tumbuhan yang ada.
Maka simbolis dari konsep Ardanareswari itu, kedudukan dan peranan perempuan setara dan saling melengkapi dengan laki-laki, malahan dimuliakan. Tidak ada alasan atau argumentasi teologis yang menyatakan bahwa kedusukan perempuan berada di bawah laki-laki. Dalam Sloka Hindu dapat ditemukan berbagai aspek yang menguatkan kedudukan perempuan diantara laki-laki. Dalam Sloka Manawa Dharma Sastra disebutkan:
Yatra naryastumpujyante,
Ramante tatra dewatah,
Yatraitastu na pujyante
Sarwastalah kriyah (MDS, III,56)
Artinya:
Di mana perempuan dihormati, Disanalah para dewa-dewa merasa senang
Tetapi dimana mereka tidak dihormati,
Tidak ada upavara suci apapun yang akan berpahala.
Jamayo yani gehani,
Capantya patri pujitah,
Tani krtyahatanewa,
Winacyanti samantarah (MDS,III,58)
Artinya:
Rumah di mana perempuan tidak dihormati sewajarnya,
Dengan mengatakan kata-kata kutukan
Keluarga itu akan hancur seluruhnya
Karena dihancurkan oleh kekuatan gaib
Kutipan sloka di atas menunjukkan bahwa perempuan dalam agama Hindu bukanlah tanpa arti. Malahan dia dianggap berarti dan mulia, sebagai dasar kebahagiaan rumah tangga. Dalam Yayurveda dijelaskan bahwa perempuan adalah perintis, orang yang senantiasa nenganjurkan tentang pentingnya aturan dan ia sendiri melaksanakan aturan itu. Perempuan adalah pembawa kemakmuran, kesuburan dan kesejahtraan sebagaimana tertera pada sloka berikut.
Murdha-asi rad dhuva-asi
Dharuna dhartri-asi dharani
Ayuse tva varcase tva krsyai
tva ksemaya tva (Yajurveda, XIV,21)
Artinya:
Oh ibu, Engkau adalah perintis, cemerlang, pendukung yang memberi makan dan menjalankan aturan-aturan, seperti bumi .
Kami memiliki Engkau di dalam keluarga untuk usia panjang, kecemerlangan, kemakmuran, kesuburan pertanian dan kesejahteraan.
Kedua sloka di atas jelas menunjukkan betapa pentingnya peranan perempuan dalam Hindu Dharma. Perempuan sebagaimana telah dinyatakan adalah ciptaan Tuhan dalam fungsinya sebagai pradana. Iya juga disimbolkan dengan yoni, simbol kesuburan dan kearifan. Laki-laki ciptaan Tuhan dalam fungsi purusa yang disimbolkan dengan lingga. Karena perempuan pula, berbagai bentuk persembahan akan terlaksanakan, karena perempuan pula ketenangan dan ketentramam akan terwujud. Oleh sebab itu orang yang ingin sejahtra hendaknya senantiasa menghormati perempuan, terlebih pada hari raya dengan memberi hadiah berupa perhiasan, pakaian dan makanan sebagaimana tersurat dalam kutipan sloka Manawa Darma Sasrta berikut.
Tasmadetah sada pujya
Bhusanaccha dana sanaih
bhuti kamair narair mityam
satkaresutsa vesu ca ( MDS,III,59)
Artinya:
Substansi dari sloka-sloka di atas menunjukan perempuan adalah mahluk Tuhan yang memiliki kompleksitas peran dan kemuliannya sendiri (religius, estetis, ekonomi, maupun sosial). Dibalik kemulian dan kelembutan itu perempuan juga memiliki kedasyatan yang dapat dipahami melalui epos besar Ramayana, Mahabarata dan kisah mencengangkan musnahnya kota Dwarawati akibat kutukan Gandhari.
Jadi dalam Agama Hindu perempuan sangat dihormati karena perempuan memberikan kesejukan dan kedamaian dalam keluarga.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
Pustaka, IBG Yudha Triguna, 2012. Himpunan Dharma Wacana & Dharma Tula
Dharuna dhartri-asi dharani
Ayuse tva varcase tva krsyai
tva ksemaya tva (Yajurveda, XIV,21)
Artinya:
Oh ibu, Engkau adalah perintis, cemerlang, pendukung yang memberi makan dan menjalankan aturan-aturan, seperti bumi .
Kami memiliki Engkau di dalam keluarga untuk usia panjang, kecemerlangan, kemakmuran, kesuburan pertanian dan kesejahteraan.
Kedua sloka di atas jelas menunjukkan betapa pentingnya peranan perempuan dalam Hindu Dharma. Perempuan sebagaimana telah dinyatakan adalah ciptaan Tuhan dalam fungsinya sebagai pradana. Iya juga disimbolkan dengan yoni, simbol kesuburan dan kearifan. Laki-laki ciptaan Tuhan dalam fungsi purusa yang disimbolkan dengan lingga. Karena perempuan pula, berbagai bentuk persembahan akan terlaksanakan, karena perempuan pula ketenangan dan ketentramam akan terwujud. Oleh sebab itu orang yang ingin sejahtra hendaknya senantiasa menghormati perempuan, terlebih pada hari raya dengan memberi hadiah berupa perhiasan, pakaian dan makanan sebagaimana tersurat dalam kutipan sloka Manawa Darma Sasrta berikut.
Tasmadetah sada pujya
Bhusanaccha dana sanaih
bhuti kamair narair mityam
satkaresutsa vesu ca ( MDS,III,59)
Artinya:
Substansi dari sloka-sloka di atas menunjukan perempuan adalah mahluk Tuhan yang memiliki kompleksitas peran dan kemuliannya sendiri (religius, estetis, ekonomi, maupun sosial). Dibalik kemulian dan kelembutan itu perempuan juga memiliki kedasyatan yang dapat dipahami melalui epos besar Ramayana, Mahabarata dan kisah mencengangkan musnahnya kota Dwarawati akibat kutukan Gandhari.
Jadi dalam Agama Hindu perempuan sangat dihormati karena perempuan memberikan kesejukan dan kedamaian dalam keluarga.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.
Pustaka, IBG Yudha Triguna, 2012. Himpunan Dharma Wacana & Dharma Tula
Belum ada Komentar untuk "PEREMPUAN DALAM AGAMA HINDU"
Posting Komentar