Entri yang Diunggulkan

Makna Suri Asuri Sampad

Makna Suri Asuri Sampad Alit S, 21/12/2019 Pada dasarnya dalam diri manusia ada dua kecendrungan, yaitu berbuat baik atau sifat-sifat...

Tri Guna Dalam Bhagawadgita

Tri Guna Dalam Bhagawadgita


(Alit.S)


Om Swastyastu
           Tri Guna berasal dari dua kata yaitu tri yang artinya tiga dan guna artinya sifat. Ketiga sifat tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan membentuk watak seseorang. Apalagi ketiga sifat tersebut berlajan armoni, maka seseorang akan dapat mengendalikan dirinya dengan baik. Tetapi kalau ketiga sifat tersebut tidak berjalan harmoni saling ingin menguasai maka kehidupan seseorang tidak akan damai.
Adapun ketiga sifat tersebut yaitu:
1. Sattwam
    Sattwam adalah sifat suci, tenang, bijaksana, cerdas dan sifat baik lainnya. Orang yang dikuasai sifat sattwam biasanya bersifat tenang, waspada, berhati damai dan welas asih. Seperti Yudhistira dalam kisah Mahabharata, seperti itulah orang yang bersifat sattwam
2. Rajas
    Rajas adalah sifat lincah, tergesa gesa, iri hati, angkuh dan bernafsu. Orang yang dikuasai sifat rajas biasanya selalu gelisah keinginannya bergerak cepat, mudah marah, senang terhadap yang memujinya dan benci terhadap orang yang merendahkannya.
3. Tamas
Tamas adalah sifat tamak paling malas, kumal, rakus dan suka berbohong. Biasanya berpikir, berkata dan berbuat sangat lamban. Malas suka tidur lamban dan dungu. Sifat tamas akan jauh dari susila (kebajikan) karena hanya mementingkan diri sendiri.
       Adapun sifat-sifat binatang yang melambangkan bagian-bagian Tri Guna yaitu bebek melambangkan sifat sattwam karena bebek bersifat mengalah. Ayam melambangkan sifat rajas karena sipatnya selalu ingin menang sedangkang tamas dilambangkan dengan babi karena sifat malas.
         Dengan demikian sifat sattwam harus selalu di latih supaya bisa menguasai sifat rajas dan tamas.
       Dalam Kitab Suci Bhagawadgita, Tri Guna di bahas khusus dalam sloka 17 di kupas dari berbagai lapisan, kaitannya sangat erat. Adapan pembahasan tersebut yaitu:

Bunga Mahameru atau Bunga Arya

Sloka 17.1
ye sustravidhin utsrjya
yayjante sraddhaya nvitah
tesam nista tu ka krsna
sattvam aho rajas tamah
Artinya:
Oh, Kresna, bagaimana keadaan mereka yang mengadakan Yadnya dengan penuh kepercayaan, tetapi mereka mengabaikan petunjuk-petunjuk dari Sastra? Apakah ini kebaikan (Sattwa) atau kenafsuan (Rajah) atau kebodohan (Tamah).
Sloka 17.2
trividhabhavti sraddha
dehinam sa svabhavaja
sattviki rajasi cai va
Tamasi ceti tam srnu
Artinya:
Kepercayaan dari manusia ada tiga macam yang lahir dari alamnya yaitu Sattwika (baik), Rajas (nafsu), Tamasi (bodoh). Dengarkanlah sekarang dengan hal ini.
Sloka 17.3
sattwanurupa sarvasya
sraddha bhavati bharata
sraddhamayo yam puruso
yo yacchraddah sa eva sah
Artinya:
Kepercayaan tiap orang, O Bharata (Arjuna) sesuai dengan alamnya. Manusia menurut alam kepercayaan, apa kepercayaannya, demikianlah ia.
Sloka 17.4
yajante sattvika devan
yaksaraksamsi rajasah
pretan bhutaganams ca nye
jayante tamase janah
Artinya:
Orang baik (Sattwika) menyembah Dewa-dewa, Rajasika, mereka yang bernafsu, menyembah Yakshas dan Rakshaasas, sedangkan yang bodoh (Tamasika), menyembah Preta (roh) dan para bhuta.
Sloka 17.5
asastravihitam gheram
tapyante ye tapo janah
dambhahamkarasamyuktah
kamaragabalanvitah
Artinya:
Mereka yang suka dipuji-puji dan sombong, terdorong oleh kekuatan, keinginan dan nafsu, melakukan siksaan melewati batas pada dirinya siksaan yang tidak disebutkan di dalam sastra.
Sloka 17.6
karsayantah sarirastham
bhutagramam acetsah
nam cai va ntahsarirastham
tan vindy asuranisrayan
Artinya:
Serta karena bodohnya menyiksa unsur-unsur baik yang ada dalam dirinya termasuk juga Aku yang menetap di dalam badannya, mereka ini bersifat Asurika (setan) dalam keyakinannya.
Sloka 17.7
ahars tv api sarvasya
yajnas tapas tatha damam
trividho bhavati priyah
tesam beham imim srnu
Artinya:
Bahkan makanan yang disenangi oleh semua, adalah tiga macam juga. Demikian juga yadnya-yadnya, tapa dan dana. Dengarkanlah perbedaan dari semua ini.
Sloka 17.8
ayuhsattvabalarogya
sukhapritivivardhanah
rasyah snigdhah sthira hrdya
aharah sattvikapriyah
Artinya:
Makanan yang meninggikan hidup, tenaga, kekuatan, kesehatan, kebahagiaan dan suka cita, yang manis yang lunak, banyak mengandung zat-zat makanan dan rasa enak adalah yang disukai oleh orang yang baik (Sattwika).
Sloka 17.9
katvam lalavanatyusna
tiksnaruksaviddhinah
ahara rajasasye sta
duhkhasekamayapradah
Artinya:
Makanan yang terlalu pahit, masam, asin, pedas, kering, keras dan hangus dan menimbulkan kesakitan, duka cita dan penyakit, disukai oleh orang yang bernafsu (Rajasika).
Sloka 17. 10
yatayamam gatarasam
puti paryusitam ca yat
ucchistam api ca nedhyam
bhojanam tamasaprijam
Artinya:
Makanan yang basi, hambar, berbau, dingin, sisa kemarinnya dan kotor adalah yang disukai oleh orang yang bodoh (Tamasika).
Sloka 17.11
aphalakanksibhir yajno
vidhidrste ta ijyate
yastavyam ece ti manah
samadhaya sa sattvikah
Artinya:
Yadnya yang diaturkan sesuai sastranya, oleh mereka yang mengharap buahnya (ganjara) dan teguh kepercayaanya, bahkan memang sudah kewajibannya untuk beryadnya adalah Sattwika.
Sloka 17.12
abhisamdhaya tu phalam
dambhartham api cai va yat
ijyate bharatasrestha
tam yajnam viddhi rajasam
Artinya:
Akan tetapi apa yang dihaturkan dengan pengharapan akan buahnya atau hanya untuk memamerkan ketahuilah, Oh, Arjuna, bahwa yadnya itu adalah Rajasika, bernafsu.
Sloka 17.13
vidhihinam asrstannam
mantrahinam adaksinam
sraddhavirahitam yannam
tamasam paricaksate
Artinya:
Yadnya yang tidaj  sesuai dengan petunjuk, dengan tidak ada makanan yang dibagi-bagikan, tidak ada mantra, syair dinyanyikan dan tidak ada dana punia daksina yang diberikan, tidak mengandung kepercayaan, mereka sebut yadnya yang Tamasika, bodoh.
Sloka 17.14
devadvijagurnuprajna
pujanam saucam arjavam
brahmaryam ahimsa ca
sariram tapa ucyate
Artinya:
Penyembahan pada dewa-dewa, terhadap sulinggih, terhadap guru-guru dan orang bijaksana, kesucian, kejujuran, brahnacari, ahimsa, hal-hal ini disebut ujian (tapa) dari badan.
Sloka 17.15
anudvegakaram vakyam
satyam priyahitam ca yat
svadhyayabhyasanam cai va
vammayam tapa ucyate
Artinya:
Ucapan kata-kata yang tidak menyakitkan hati, bebas dari hinaan, mengandung kebenaran, menyenangkan dan berfaedah, pengucapan weda-weda dengan teratur, ini dikatakan ujian (tapa) dari ucapan.
Sloka 17.16
manahprasadah saumyatvam
maunam atmavinigrahah
bhavasamsuddhir ity etat
tapo manasam ucyate
Artinya:
Ketenangan pikiran, kelemah lembutan, baik hati, pendiam, penguasaan diri, kesucian hati, ini di sebut pertapaan (ujian) pikiran.

Sloka 17.17
sraddhaya paraya taptam
tapas tat trividham naraih
aphalakanksibhir yuktaih
sattvikam paricaksate
Artinya:
Ketika macam pertapaan (ujian) yang dilakukan dengan kepercayaan yang teguh oleh mereka yang pikiranya kuat tidak menghendaki buahbya, dikatakan Sattwika, baik.
Sloka17.18
satkaramanapujartham
tapo dambhena cai va yat
kriyate tad iha protam
rajasam calam adhruvam
Artinya:
Pertapaan (ujian) yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kehormatan, dan hanya sebagai pemeran belaka dikatakan Rajasika, dan adalah goyah dan tidak panjang umurnya.
Sloka 17.19
mudhagrahena tmano yat
pidaya kriyate tapah
parasye tsadanartham va
tat tamasam udahrtam
Artinya:
Pertapaan yang dilakukan dengan kebodohan, keras kepala dengan jalan penyiksaan diri dan untuk menyakitkan hati orang lain adalah Tamasika, bodoh.
Sloka 17.20
datavyam iti yad danam
diyate nupakarine
dese kale ca patre ca
tad danam sattvikam smrtam
Artinya:
Pemberuan, dana, yang dilakukan pada seseorang tanpa harapan kembalinya, dengan perasaan bahwa adalah kewajiban seorang untuk memberi serta diberikan pada tempat yang baik dan pada orang yang patut, dana itu disebut Sattwika, baik.
Sloka 17.21
yat tu pratyapakarartham
phalam uddisya vapunah
diyate ca periklistam
tad daram rajas am smrtam
Artinya:
Akan tetapi dana yang dilakukan dengan harapan dikembalikan atau dengan harapan keuntungan dikemudian hari, atau berdana dengan tidak ikhlas dikatakan Rajasika, bernafsu.
Sloka 17.22
adesakala yad danam
apatrebhyas ca diyate
asatkrtam avajnatam
tat tamasam udahrtam
Artinya:
Dan dana yang dilakukan pada tempat atau waktu yang salah atau pada orang yang patut, tanpa upacara yang sebenarnya atau dengan penghinaan, ini dikatakan Tamasika, bodoh.
Sloka 17.23
aum tat sad iti nirdese
brahmans trividhah smrtah
brahmanas tena vedas ca
yajnas ca vihitah pura
Artinya:
Om Tat Sat ini disebut tiga simbul sari Brahman. Dengan ini dibuat weda-weda dan yadnya-yadnya serta disucikan para pendeta.
Sloka 17.24
tasmad aum ity udahrtya
yajnadanatapahkriyah
pravartante vidhanoktah
satatam brahmavadinam
Artinya:
Oleh karena itu dengan ucapan Om, pelaksanaan yadnya, dana dan tapa yang disebutkan dalam Sastra selalu dilaksanakan oleh penganut-penganut dari Brahman (Tuhan).
Sloka 17.25
tad ity anabhisamdhaya
phalam yajnatapahkriyah
danakkriyas ca vividhah
kriyante moksakanksibhih
Artinya:
Dengan ucapan kata "Tat", pelaksanaan yadnya dan tapa dan bemacam-macam dana dilakukan oleh yang mencari kebebasan tanpa mengharapkan ganjaran.

Sloka 17.26
sadbhave sadhubhave ca
sad ity etat prayujyate
prasaste karmani tatha
sacchabrah partha yujyate

Artinya:
Kata "Sat" dipakai dalam pengertian dari kebenaran dan kebaikan; perkatan "Sat" dipakai untuk perbuatan yang terpuji.
Sloka 17.27
yajne tapasi dane ca
sthitih sad iti ce cyate
karma cai va tadarthiyam
sad ity eva bhdhiyate
Artinya:
Keutuhan dalam yadnya, tapa, dana, juga disebut "Sat" dan tiap-tiap pelaksanaan untuk tujuan persembahan pada Tuhan di sebut "Sat".
Sloka 17.28
asraddhaya hutam dattam
tapas taptam krtam ca yat
asad ity ucyate partha
na ca tat pretya no iha
Artinya:
Sajen atau dana apa saja, yang dipersembahkan, tapa, upacara apa saja dilakukan jika tanpa kepercayaan, disebut "Asat", O, Partha (Arjuna) dan tidak mempunyai arti baik di dunia ini maupun sesudahnya.

Om Santih Santih Santih Om

Pustaka: I. B. Mantra. 2018. Bhagawadgita Alih Bahasa & Penjelasan. Denpasar: ESBE Buku.








Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Tri Guna Dalam Bhagawadgita"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel